Kalimat ini tidak saya ambil dari ucapan seorang sufi, motivator, atau penyair. Kata-kata ini saya kutip dari para anak muda yang berkeluh kesah di internet.
Pas saya baca, saya ikut sedih. Oh sedihnya, sedihnya sedih, kata-kata sedih yang menusuk langsung ke hati. Ada dari mereka yang sedang patah hati, bingung dengan masa depan, hilang arah di depan Tuhan-Nya dan ketakutan menjadi beban hidup orang lain. Sambil baca, dengerin lagu di bawah ini.
Kata-Kata Sedih Singkat dari Kami, Anak Muda yang Makin Lama Makin Tua
“Pengen kecanduan Sholat :)”
“Lucu banget! Aku harusnya tertawa, bukan jatuh cinta.”
“Jangan berharap lebih, karena kamu sedang mencintai, bukan dicintai.”
“Hanya berhenti mengganggu, bukan berhenti menunggu.”
“Dulu aku dekat dengan Tuhan, namun kenapa sekarang aku sendiri yang menjauh?”
“Seharusnya cukup dengan pertemanan, tanpa harus melibatkan perasaan.”
“Capek!”
“Menjadi dewasa ternyata banyak air matanya.”
“Sudah pulih, salah pilih, dan akhirnya kembali perih.”
“Pertemuan yang singkat, justru meninggalkan jejak yang dalam.”
“Setelah aku rawat sayapmu yang patah, terbanglah bersama pilihanmu.”
“Mencintaimu, tanpa berkomunikasi.”
“Gak harus kamu. Gak, harus kamu.”
“Salah paham paling memalukan mengira dia benar-benar menyukai saya.”
“Gak papa, kita gak akan tahu rasanya sembuh kalau kemarin gak dikasih sakit.”
“Yang selalu kupikirkan bukan cinta, melainkan umur mulai bertambah tapi belum bisa jadi apa-apa. Maafin aku Ma, Pa.”
“Bersamamu sakit. Tidak bersamamu lebih sakit.”
“Pada dasarnya melupakan tidak semudah mengenal.”
“Di antara dua orang yang terbiasa tanpa kabar, percayalah salah satunya ada yang berpura-pura.”
“Diyakinkan dengan ucapan, dibingungkan dengan sikap.”
“Sepertinya, semakin kita memikirkan untuk bisa melupakan sesuatu, maka ingatan itu akan semakin kuat dan nyata.”
“Kalau tidak didekati duluan, ternyata kamu sejauh ini.”
“Aku pergi membawa kenangan dan datang kembali membawa undangan.”
“Allah mengizinkan kita hadir di dunia karena cerita hidup kita seru, sayang kan kalau gak dirilis.”
“Kalau kita gak pernah hidup di dunia, kita gak akan pernah ngerasain nikmatnya Surga Allah.”
“Yang dijalanin sekarang emang sedih, tapi pasti happy ending kok.”
“Ada anak yang sibuk meyakinkan dirinya, bahwa dia bisa melewati semuanya.”
“Makin ke sini, makin mengerti arti kehidupan, tidak ada yang benar-benar peduli terhadap kehidupan kita kecuali Allah.”
“Apapun takdirku, mampukan aku ya Allah.”
“Semakin dewasa, semakin paham betapa susahnya menjadi hamba Allah yang taat.”
“Saya hanya ingin ibadah semakin rajin.”
“Ya Allah, dia jahat!”
“Aku sedang butuh ‘Kun Fayakun-Mu’ ya Rabb.”
“Jika cerita hidupmu tidak happy ending, maka ceritanya belum selesai.”
“Setiap pagi masih bisa bangun itu karena Allah.”
“Sujud bukan tanda bahwa aku hamba yang baik. Aku kotor, karena itu aku bersujud.”
“Aku terlalu sibuk mengenali si dia sampai lupa dengan Dia.”
“Apapun itu, jangan lupa libatkan Allah, kita pasti bisa melewatinya, Bismillah~”
“Bismillah akan menjadi Alhamdulillah~”
“Semua mimpi terasa semakin nyata dengan Tahajud, hajat dan Dhuha.”